Percik / Sisa: Nyala yang Tak Padam dalam Karya Reruntuh
Lagu "Percik / Sisa" dari Reruntuh adalah karya yang sarat dengan simbolisme sederhana namun kuat, menggambarkan perjalanan batin manusia yang terus menyala meski tersisa sedikit.
Lagu "Percik / Sisa" dari Reruntuh adalah karya yang sarat dengan simbolisme sederhana namun kuat, menggambarkan perjalanan batin manusia yang terus menyala meski tersisa sedikit. Dalam lirik yang repetitif dan penuh penekanan, Reruntuh menghadirkan tema tentang ego, harapan, dan percikan kecil yang terus ada di dalam diri, meski segala sesuatu terasa seolah-olah memudar.
Lirik lagu:
Simpan segala angkuh di sudut ruang
Kau masih menyisa sepercik nyala
Simpan segala angkuh di sudut ruang
Kau masih menyisa sepercik nyala
Simpan segala angkuh di sudut ruang
Kau masih menyisa sepercik nyala
Simpan segala angkuh di sudut ruang
Kau masih menyisa sepercik nyala
Lirik yang Menggetarkan:
Lagu ini berulang kali mengingatkan pendengarnya untuk menyingkirkan angkuh dan ego yang seringkali menjadi penghalang bagi diri kita untuk berkembang. Liriknya berbunyi:
"Simpan segala angkuh di sudut ruang
Kau masih menyisa sepercik nyala"
Lirik ini menyiratkan pesan tentang pentingnya meredam keangkuhan dan menyadari bahwa di dalam diri kita masih ada "percik nyala" yang tersisa—sebuah api kecil, harapan, atau potensi yang belum sepenuhnya padam. Meskipun hidup penuh dengan tantangan dan ego sering menguasai, selalu ada bagian dari diri kita yang tetap hidup, yang terus menyala walaupun hanya sedikit.
Makna "Percik" sebagai Simbol Harapan
Kata "percik" di dalam lagu ini memberikan kesan yang kuat bahwa meskipun api besar dalam diri telah redup, atau mungkin tantangan hidup membuat kita merasa kehilangan arah, selalu ada percikan kecil yang tidak pernah benar-benar mati. "Sepercik nyala" ini bisa diartikan sebagai harapan kecil, motivasi, atau keinginan untuk terus maju, meskipun keadaan terlihat suram.
Lagu ini mengajak kita untuk menyingkirkan keangkuhan, menerima keadaan, dan menghargai percikan harapan yang masih ada. Dalam setiap individu, ada potensi untuk bangkit kembali dan melanjutkan perjalanan hidup, meskipun hanya sedikit kekuatan yang tersisa.
Refleksi tentang Keangkuhan dan Kerendahan Hati
Repetisi lirik ini menegaskan betapa pentingnya kita menyimpan "angkuh di sudut ruang." Keangkuhan sering kali menjadi penghalang dalam proses pemulihan, penerimaan, atau bahkan pertumbuhan. Reruntuh seolah memberikan pesan bahwa dengan meletakkan ego di tempatnya, kita akan lebih mudah menemukan percikan harapan yang selama ini mungkin tersembunyi di balik dinding-dinding keangkuhan.
Kerendahan hati adalah kunci untuk menemukan percikan kecil yang mungkin tersisa. Dalam setiap manusia, meskipun dalam keadaan yang paling sulit sekalipun, masih ada secercah harapan. Lagu ini mengajarkan kita untuk menghargai percikan tersebut, meski terasa kecil, karena itulah yang akan membawa kita untuk terus berjalan.
Pengulangan Sebagai Simbol Keberlanjutan
Salah satu aspek menarik dari lagu ini adalah penggunaan repetisi dalam liriknya. Pengulangan frasa "Simpan segala angkuh di sudut ruang, Kau masih menyisa sepercik nyala" memperkuat pesan bahwa meskipun proses ini tidak mudah dan sering kali berulang, menemukan dan menjaga percik harapan itu adalah sesuatu yang terus menerus kita lakukan. Ini adalah proses yang tidak sekali jadi, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan kesadaran dan usaha.
Kesimpulan: Nyala Kecil yang Tak Pernah Mati
"Percik / Sisa" adalah refleksi mendalam tentang bagaimana manusia sering kali terjebak dalam ego dan keangkuhan, namun selalu ada harapan kecil yang tersisa di dalam diri. Melalui liriknya yang sederhana namun berulang, Reruntuh mengajak kita untuk melihat ke dalam diri dan menemukan percikan kecil yang mungkin terlupakan, namun sangat berharga untuk terus melangkah maju.
Lagu ini menawarkan pesan tentang kerendahan hati, refleksi diri, dan harapan yang tak pernah padam, meskipun dalam situasi yang paling sulit. Dalam hidup, mungkin kita sering kali merasa kelelahan, tetapi "sepercik nyala" itu—betapapun kecilnya—akan selalu ada untuk memandu kita kembali ke jalur yang benar. Reruntuh menyampaikan bahwa kita hanya perlu menyingkirkan ego kita untuk menemukan kekuatan sejati di balik percikan tersebut.
What's Your Reaction?