Menggali Pesan dalam Lagu 'Ego' Sivia Azizah: Kisah Cinta yang Tergerus oleh Harga Diri"
Lagu "Ego" dari Sivia Azizah menghadirkan cerita yang penuh emosi tentang bagaimana ego dapat menjadi faktor penghancur dalam sebuah hubungan cinta
Lagu "Ego" dari Sivia Azizah menghadirkan cerita yang penuh emosi tentang bagaimana ego dapat menjadi faktor penghancur dalam sebuah hubungan cinta. Dengan lirik yang introspektif dan melankolis, lagu ini menggambarkan dinamika hubungan yang terganggu oleh ketidakmampuan kedua pihak untuk mendewasakan cinta mereka di tengah konflik internal masing-masing.
Lirik lagu:
Hu hu
Mencoba mencari celah
Di dalam cerita yang tak berbahasa
Sibuk melindungi hati
Yang tidak harus dilindungi
Apakah ada peran yang terlewati
Siapakah peran paling penting
Berakhir sudah cerita kita
Yang tak ada habisnya
Berjanji tuk menghilang
Ke dua arah yang berbeda
Bahagia yang tercipta
Termakan besar ego mereka
Yang tak mendewasakan cinta
Berakhir sudah cerita kita
Berakhir sudah cerita kita
Dua insan yang saling mencinta
Berjanji tuk selamanya
Semua hilang sekejap mata
Yeah yeah yeah yeah
Uh
....
Lirik yang Menggambarkan Konflik dan Ketidakberdayaan
Lagu ini dibuka dengan lirik "Mencoba mencari celah, di dalam cerita yang tak berbahasa", menunjukkan upaya seseorang untuk mencari pemahaman dalam hubungan yang sudah kehilangan arah. Komunikasi menjadi hambatan, seperti dua orang yang berusaha memahami satu sama lain tetapi tidak lagi berbicara dalam bahasa yang sama. Mereka terjebak dalam kebingungan, sibuk melindungi hati mereka sendiri, tanpa menyadari bahwa hubungan mereka tidak butuh perlindungan, melainkan keterbukaan.
Sivia kemudian mempertanyakan peran yang dimainkan dalam hubungan ini dengan lirik "Apakah ada peran yang terlewati, siapakah peran paling penting?". Pertanyaan ini seakan-akan menggarisbawahi ketidakpastian mengenai siapa yang harus bertanggung jawab atas keretakan hubungan mereka.
Pengaruh Ego dalam Hubungan
Bagian yang paling menyentuh dari lagu ini adalah ketika Sivia menyanyikan "Bahagia yang tercipta, termakan besar ego mereka, yang tak mendewasakan cinta". Di sini, ego menjadi fokus utama sebagai penghalang bagi kebahagiaan yang seharusnya bisa mereka capai bersama. Ego, yang bisa diartikan sebagai kebanggaan, gengsi, atau keinginan untuk selalu merasa benar, membuat mereka tidak bisa tumbuh dalam cinta yang dewasa. Alih-alih berkembang bersama, mereka justru terpisah karena ketidakmampuan untuk mengesampingkan harga diri masing-masing.
Penutupan yang Menyakitkan
Lagu ini diakhiri dengan nada yang pahit, di mana Sivia menyanyikan "Berakhir sudah cerita kita, dua insan yang saling mencinta, berjanji tuk selamanya, semua hilang sekejap mata". Meskipun ada cinta yang kuat antara dua insan, semuanya berakhir dengan cepat karena ketidakmampuan mereka untuk mengatasi perbedaan dan ego masing-masing. Kisah cinta yang seharusnya bertahan lama menjadi sesuatu yang sementara, hilang dalam sekejap mata, menunjukkan betapa rapuhnya hubungan yang tidak dibangun dengan landasan yang kuat.
Kesimpulan
Melalui lagu "Ego", Sivia Azizah berhasil mengemas pesan mendalam tentang betapa ego dan kebanggaan pribadi dapat menghancurkan sebuah hubungan, bahkan ketika cinta masih ada. Lagu ini mengajarkan pentingnya kedewasaan dan komunikasi dalam menjaga hubungan tetap berjalan, serta mengingatkan bahwa cinta tidak cukup hanya ada; ia perlu dipelihara dengan sikap saling memahami dan mengesampingkan ego pribadi.
What's Your Reaction?