Tapi Diterima: Lagu Tentang Penerimaan dan Pertumbuhan Diri
Lagu "Tapi Diterima" menggambarkan kisah mendalam tentang perjalanan seseorang dalam menemukan penerimaan, cinta, dan pertumbuhan diri di tengah kekurangan serta ketidaksempurnaan.
Lirik lagu:
Tanganku yang berapi-api
Diciumnya tanpa banyak pikir
Belum pernah aku menghidupkan sesuatu
Tapi di tanganku engkau tumbuh
Jika dilucuti yang indahnya
Buruk kotorku ada di sana
Belum pernah aku menghidupkan sesuatu
Tapi di pelukku engkau tumbuh
Sebuah bejana yang selalu menungguku mengisinya penuh
Entah dengan air entah dengan tangis
Terkadang cairan yang terlanjur basi
Banyak waktu racun tapi diterima
Siapapun aku kau tangan yang terbuka
Sempurna saat sedang mencoba
Menjadi semua yang ku minta
Belum pernah aku berusaha sebegitu
Tapi di tanganmu aku tumbuh
Sebuah bejana yang selalu menungguku mengisinya penuh
Entah dengan air entah dengan tangis
Terkadang cairan yang terlanjur basi
Banyak waktu racun tapi diterima
Siapapun aku kau tangan yang terbuka
Sembuhku untukku untukmu untuk kita
Sembuhku untukku untukmu untuk semua
Sembuhku untukku untukmu untuk kita
Sembuhku untukku untukmu untuk semua
Untuk aku
Untuk semua
Lagu "Tapi Diterima" menggambarkan kisah mendalam tentang perjalanan seseorang dalam menemukan penerimaan, cinta, dan pertumbuhan diri di tengah kekurangan serta ketidaksempurnaan. Dengan lirik puitis dan penuh perasaan, lagu ini mengajak pendengarnya merenungi makna dari diterima tanpa syarat, meski dalam keadaan yang jauh dari sempurna.
Di awal lagu, terdapat ungkapan bagaimana tangan yang penuh semangat dan penuh gairah "diciumnya tanpa banyak pikir." Ini menunjukkan cinta dan penerimaan yang datang tanpa banyak pertimbangan, meskipun belum pernah ada hal yang benar-benar berhasil dilakukan sebelumnya. Lirik "Belum pernah aku menghidupkan sesuatu, tapi di tanganku engkau tumbuh" mengisyaratkan bagaimana seseorang mulai menemukan potensi diri, bahkan ketika merasa dirinya belum pernah memberikan kehidupan atau perubahan besar dalam hidup.
Metafora "bejana" yang muncul berulang kali dalam lagu ini menggambarkan seseorang yang kosong, menunggu untuk diisi—dengan apa pun, baik itu air atau tangisan, bahkan hal-hal yang telah "terlanjur basi." Ini menggambarkan ketidaksempurnaan manusia yang penuh dengan luka dan kekurangan, namun tetap diterima. Meski sering kali yang diberikan adalah "racun," penerimaan yang tulus tidak pernah hilang. Lirik "Banyak waktu racun tapi diterima" menjadi inti dari pesan ini: meskipun ada kesalahan, kekurangan, dan rasa sakit, semuanya tetap diterima.
Dalam lagu ini, penerimaan bukan hanya dari orang lain, tetapi juga tentang menerima diri sendiri. Ada pengakuan bahwa "Siapapun aku kau tangan yang terbuka," yang menunjukkan bahwa cinta dan penerimaan itu tidak menuntut kesempurnaan. Penerimaan ini bahkan menjadi sumber pertumbuhan bagi diri, sebagaimana disebutkan dalam lirik "Tapi di tanganmu aku tumbuh."
Pesan dari lagu ini mencapai puncaknya ketika berbicara tentang "sembuh." Frasa ini muncul berulang kali di bagian penutup, menekankan bahwa penyembuhan bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk orang lain dan hubungan yang dibangun bersama. "Sembuhku untukku, untukmu, untuk kita" adalah ungkapan harapan dan optimisme bahwa melalui proses menerima dan memberi, kita semua bisa tumbuh dan sembuh bersama.
Lagu "Tapi Diterima" pada dasarnya berbicara tentang cinta yang tidak bersyarat, penerimaan yang dalam, serta pertumbuhan dan penyembuhan yang terjadi ketika kita belajar menerima diri kita sendiri dan orang lain, apa adanya, tanpa syarat. Lagu ini adalah pengingat bahwa meskipun kita tidak sempurna, cinta dan penerimaan sejati dapat membuat kita terus tumbuh dan sembuh, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang di sekitar kita.
What's Your Reaction?