"Storm" dari Sivia Azizah: Pergulatan Emosional dalam Melepaskan
Sivia Azizah terus menghadirkan karya musik yang penuh dengan emosi dan refleksi diri, dan salah satu lagu yang menonjol adalah "Storm."
Sivia Azizah terus menghadirkan karya musik yang penuh dengan emosi dan refleksi diri, dan salah satu lagu yang menonjol adalah "Storm." Lagu ini menggambarkan perjuangan batin dalam menghadapi hubungan yang sudah tidak bisa dipertahankan. Lirik yang mendalam dan penuh dengan pertanyaan emosional mengajak pendengar untuk merasakan kompleksitas dalam proses melepaskan seseorang yang pernah berarti.
Lirik lagu:
Ketika bertahan
Adalah pertanyaan
Tertawa hanya
Untuk tutupi
Amarah
Diam menahan kau untuk
Tetap tinggal
Ingin kuputar kembali
Candaan bulan Juni
Tak ada kegagalan hanya senyuman
Namun berlari bukanlah
Satu-satunya jawaban
Pergilah
Jauh dariku
Tak perlu kauingat yang lalu
Sadarlah itu semua hanya bayangan
Bukan genggaman
Semua tak nyata
Kubiarkan kau
Berlari mengejar (berlari mengejar mimpi)
Bahagia hanya untukmu
Biar kukembalikan semua
Mimpi yang pernah kauberikan untukku
Pergilah
Jauh dariku
Tak perlu kauingat yang lalu
Sadarlah itu semua hanya bayangan
Bukan genggaman
Semua tak nyata
Pergilah
Jauh dariku
Tak perlu kauingat yang lalu
Sadarlah itu semua hanya bayangan
Bukan genggaman
Semua tak nyata
....
Pertanyaan dalam Bertahan
Lagu "Storm" dibuka dengan perenungan tentang makna bertahan: "Ketika bertahan adalah pertanyaan, tertawa hanya untuk tutupi amarah." Lirik ini mengisyaratkan bahwa terkadang kita bertahan dalam suatu hubungan meskipun sudah menyadari bahwa hal tersebut tidak lagi sehat. Tawa dan senyuman di permukaan hanya menjadi cara untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi yang lebih dalam.
Sivia secara halus menggambarkan rasa sakit karena ingin kembali ke masa lalu yang indah, seperti pada lirik: "Ingin kuputar kembali candaan bulan Juni." Masa-masa tersebut terasa seperti momen yang sempurna, bebas dari kegagalan dan penuh senyuman. Namun, seiring waktu, semua itu hanyalah kenangan yang sulit diraih kembali.
Proses Melepaskan
Melalui refrain yang berbunyi: "Pergilah, jauh dariku, tak perlu kauingat yang lalu," Sivia menggambarkan proses yang sangat sulit yaitu melepaskan seseorang yang pernah sangat dekat. Lagu ini juga menyoroti kesadaran bahwa apa yang pernah dirasakan mungkin hanyalah bayangan, bukan kenyataan yang bisa terus dipegang. Dengan kalimat "Sadarlah itu semua hanya bayangan, bukan genggaman," pendengar diajak untuk menerima kenyataan bahwa hubungan yang telah berlalu adalah bagian dari masa lalu dan tidak lagi nyata.
Kembali pada Mimpi Sendiri
Lagu ini juga memberikan pesan kuat tentang menghormati perjalanan hidup orang lain. Sivia menyanyikan: "Kubiarkan kau berlari mengejar mimpi," yang menunjukkan bahwa meskipun ada rasa sakit, ia memilih untuk membiarkan orang yang dicintai pergi dan mengejar kebahagiaannya sendiri. Ini adalah tindakan cinta yang sangat dewasa, di mana seseorang rela melepaskan demi kebahagiaan orang lain, meskipun itu berarti menghadapi kesendirian.
Kesimpulan: Refleksi dalam Kepergian
"Storm" adalah lagu yang menyelami kedalaman emosi dalam proses melepaskan dan menerima. Dengan melodi yang menghanyutkan dan lirik yang penuh dengan renungan, Sivia Azizah berhasil menggambarkan perjalanan emosional yang tidak mudah. Lagu ini mengajarkan bahwa meskipun kepergian dan perpisahan terasa pahit, kadang-kadang itu adalah langkah yang paling bijak untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian.
Bagi pendengar, "Storm" menjadi lagu yang relevan ketika mereka berhadapan dengan momen-momen sulit dalam hubungan dan proses penyembuhan diri.
What's Your Reaction?