"Serene" dari Sivia Azizah: Merayakan Cinta yang Mendewasakan
Sivia Azizah kembali menghadirkan karya yang mendalam melalui lagu "Serene." Liriknya yang penuh emosi dan refleksi mengajak pendengar untuk menyelami makna cinta yang penuh kedewasaan
Sivia Azizah kembali menghadirkan karya yang mendalam melalui lagu "Serene." Liriknya yang penuh emosi dan refleksi mengajak pendengar untuk menyelami makna cinta yang penuh kedewasaan. Dalam lagu ini, Sivia menyentuh tema cinta yang teduh, menenangkan, namun juga penuh dengan pertanyaan mendalam tentang perjalanan emosional.
Lirik lagu:
Tak dapat kuungkapkan
Cukup dewasakah ku
Rasakan hangat pelukmu?
'Tuk kenali kau cahaya penerang
Malamku yang panjang
Tak henti ku bertanya
Apa ini cerita cinta?
Patah itu membawaku
Pada pria teduh jiwanya
Izinkan kukenali cinta ini
Tak kulewatkan peluk hangatnya
Rasakan syahdunya cinta
Tak dapat kuungkapkan
Cukup dewasakah ku
Rasakan hangat pelukmu?
'Tuk kenali kau cahaya penerang
Malamku yang panjang
Izinkan kukenali cinta ini (cinta ini)
Tak kulewatkan peluk hangatnya
Rasakan syahdunya cinta
Tak dapat kuungkapkan
Cukup dewasakah ku
Rasakan hangat pelukmu?
'Tuk kenali kau cahaya penerang
Malamku yang panjang
Tak dapat kuungkapkan (hm-hm)
Cukup dewasakah ku
Rasakan hangat pelukmu? (Oh, yeah-he)
Tak dapat kuungkapkan (ho-oh, ye-yeah, oh, yeah)
Cukup dewasakah ku
Rasakan hangat pelukmu? (Uh-oh-ho, ho-yeah)
'Tuk kenali kau cahaya penerang
Malamku yang panjang
Akan kau tinggal dan jatuh cinta
Atau mengobati semata
....
Makna Lirik yang Mendalam
Lagu "Serene" dimulai dengan ungkapan perasaan sulitnya mengungkapkan cinta, digambarkan dengan lirik pembuka, "Tak dapat kuungkapkan, cukup dewasakah ku, rasakan hangat pelukmu?" Ini adalah pertanyaan batin yang muncul ketika seseorang merasakan kehangatan cinta yang baru, tetapi masih meragukan apakah ia cukup dewasa untuk memahami dan meresapi sepenuhnya perasaan itu.
Pada bait selanjutnya, Sivia mengajak pendengar untuk mengenali cinta sebagai cahaya yang menerangi malam yang panjang, sebuah metafora yang menggambarkan cinta sebagai penyembuh dari kesedihan dan kegelapan. Lirik "'Tuk kenali kau cahaya penerang, malamku yang panjang" memberikan nuansa bahwa cinta hadir dalam momen-momen sulit dan membawa kenyamanan.
Perjalanan Emosional dan Reflektif
Di bagian lain dari lirik, pertanyaan tentang apakah ini adalah cinta sejati muncul dalam frasa "Apa ini cerita cinta?" Pertanyaan ini menyiratkan pencarian dan refleksi mendalam tentang cinta yang lebih dari sekadar ketertarikan sesaat, tetapi sesuatu yang membawa kedewasaan emosional.
Salah satu bagian lirik yang menyentuh adalah "Patah itu membawaku pada pria teduh jiwanya." Di sini, Sivia berbicara tentang bagaimana rasa sakit dari patah hati membawanya kepada seseorang yang memberikan keteduhan dan ketenangan. Lagu ini menjadi perjalanan pribadi untuk memahami cinta yang datang setelah luka, cinta yang menawarkan penyembuhan.
Kedewasaan dalam Cinta
Refrain lagu, "Izinkan kukenali cinta ini, tak kulewatkan peluk hangatnya," menunjukkan keinginan untuk mengalami cinta secara penuh, tanpa melewatkan momen keintiman dan hangatnya pelukan yang menenangkan. Sivia mengekspresikan keraguannya, namun juga keinginan untuk merasakan cinta dengan segala keindahan dan syahdunya.
Dengan pertanyaan reflektif seperti "Cukup dewasakah ku?" lagu ini menggambarkan proses belajar tentang cinta yang lebih matang dan dewasa. Cinta dalam "Serene" bukanlah cinta yang terburu-buru atau penuh gairah yang meledak-ledak, melainkan cinta yang pelan, penuh perenungan, dan tumbuh melalui pengalaman hidup.
Kesimpulan: Syahdu dan Menenangkan
"Serene" adalah sebuah lagu yang merangkum perasaan cinta yang mendewasakan seseorang, cinta yang bukan hanya menghangatkan tetapi juga mengundang refleksi tentang makna sejati dari hubungan emosional. Sivia Azizah, dengan suaranya yang merdu dan lirik yang menyentuh, berhasil menciptakan atmosfer ketenangan dan kehangatan, membuat lagu ini menjadi salah satu karya yang memikat bagi para pendengarnya. Lagu ini mengajarkan bahwa cinta tidak selalu tentang intensitas, tetapi juga tentang kedamaian, ketenangan, dan penerimaan diri.
What's Your Reaction?