Seperti Tulang: Lagu tentang Luka yang Tak Pernah Sembuh Sepenuhnya
Lagu "Seperti Tulang" menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang tumbuh dalam kesedihan, kelelahan, dan luka yang tak pernah benar-benar sembuh
Lagu "Seperti Tulang" menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang tumbuh dalam kesedihan, kelelahan, dan luka yang tak pernah benar-benar sembuh. Dengan lirik yang melankolis dan menyentuh, lagu ini menyuarakan rasa kehilangan, rasa sakit yang tak terlihat, serta bagaimana seseorang terus hidup dengan beban luka yang selalu ada, mirip seperti tulang yang patah dan tumbuh tidak sempurna.
Lirik lagu:
Kecil, wajahmu meraut sedih
Siapa yang berlayar pergi
Melatihmu sendiri
Menertawakan sunyi
Sampai hatimu lupa
Terbiasa perih
Kecil, seorang penipu mahir
Sehingga tak ada lagi tanya
Apakah kau tak apa
Menertawakan rintih
Sampai ragamu lupa
Terbiasa letih
Tawa harusnya meminta maaf
Padamu yang lama ia tinggalkan
Tak sepenuhnya pernah sembuh
Dari luka
Dari luka
Dari luka
Kecil, aku pun meraut sedih
Semua karena tak lagi bisa
Memelukmu sempurna
Menertawakan hari
Sampai dirimu lupa
Tak sepenuhnya pernah sembuh
Dari luka
Dari luka
Dari luka
Dari luka
Seperti tulang yang patah
Dan tumbuh tidak sempurna
Di awal lagu, sosok "kecil" digambarkan dengan wajah sedih, seolah-olah ia telah dilatih untuk menghadapi kesepian dan rasa sakit sejak dini. "Kecil, wajahmu meraut sedih, siapa yang berlayar pergi, melatihmu sendiri" memberikan nuansa kehilangan yang mendalam. Figur ini sepertinya harus berjuang sendiri, tanpa kehadiran atau dukungan dari orang lain. Ketika ia terbiasa dengan kesendirian dan "menertawakan sunyi," lambat laun, ia menjadi kebal terhadap rasa perih, hingga hatinya pun lupa bagaimana rasanya hidup tanpa rasa sakit.
Lirik "Kecil, seorang penipu mahir" menggambarkan bagaimana seseorang telah belajar menutupi kesedihannya dengan sangat baik, sehingga tak ada lagi yang mempertanyakan apakah ia benar-benar baik-baik saja. Menertawakan rasa sakit hingga raga lupa dan terbiasa dengan kelelahan adalah cara bertahan hidup yang ia pelajari.
Salah satu bagian yang paling kuat dari lagu ini adalah ketika "tawa harusnya meminta maaf padamu yang lama ia tinggalkan." Ini mengungkapkan bahwa kebahagiaan dan tawa telah lama hilang dari hidup sosok ini, meninggalkan luka yang tak pernah sembuh sepenuhnya. Meski ia terus melangkah, hatinya masih terluka, seperti luka yang tak pernah benar-benar sembuh. Lirik ini menyoroti bagaimana rasa sakit dapat bertahan lama dan membekas, bahkan ketika seseorang tampak telah melanjutkan hidupnya.
Lagu ini berakhir dengan penggambaran paling kuat: "Seperti tulang yang patah dan tumbuh tidak sempurna." Ini adalah metafora yang jelas menggambarkan bahwa meskipun seseorang telah berusaha sembuh dan melanjutkan hidup, ada bagian dari dirinya yang tidak pernah bisa kembali seperti semula. Luka itu seperti tulang yang pernah patah—meskipun telah menyatu kembali, bentuknya tidak akan pernah sempurna lagi.
"Seperti Tulang" adalah sebuah lagu yang mengajak pendengarnya merenungi perasaan-perasaan yang tak terucapkan, rasa sakit yang tersembunyi di balik tawa, dan bagaimana luka-luka masa lalu dapat membentuk siapa kita di masa kini. Lagu ini menyentuh jiwa dengan liriknya yang jujur dan sederhana, menyampaikan pesan bahwa tidak semua luka dapat sembuh sepenuhnya, dan kadang, kita hanya bisa belajar untuk hidup dengan ketidaksempurnaan itu.
What's Your Reaction?