Menjadi Deru, Menjadi Debu: Penghayatan Mendalam dalam Lagu Reruntuh

Lagu "Menjadi Deru, Menjadi Debu" karya Reruntuh adalah salah satu lagu yang sarat makna dan emosi, membahas tentang perjalanan batin manusia dalam menghadapi ketakutan, kehilangan, dan rasa sepi yang mendalam.

Menjadi Deru, Menjadi Debu: Penghayatan Mendalam dalam Lagu Reruntuh

Lagu "Menjadi Deru, Menjadi Debu" karya Reruntuh adalah salah satu lagu yang sarat makna dan emosi, membahas tentang perjalanan batin manusia dalam menghadapi ketakutan, kehilangan, dan rasa sepi yang mendalam. Lirik yang dalam dan penuh perenungan mengajak pendengarnya untuk merenungi makna hidup, kematian, dan perjalanan waktu yang terus berjalan tanpa henti.

Lirik lagu:

Aku dan takutku pelan hilang

Menjadi deru di lautan

Menggebu waktu dan derita

Menjadi debu di kerumunan

Dan kematian yng tenang

Tak kan berarti menyembuhkan

Dan kesendirian yang meluka

Waktu demi waktu tenggelam

...

Lirik yang Menggugah:

Lagu ini dibuka dengan lirik yang menyentuh tentang ketakutan yang perlahan hilang, menjadi bagian dari kekuatan yang tak kasat mata:

"Aku dan takutku pelan hilang

Menjadi deru di lautan"

Dua baris ini menggambarkan proses pelepasan rasa takut yang perlahan menghilang, seperti suara gemuruh ombak di lautan yang terus bergerak, tak terhentikan. Di sini, ketakutan disimbolkan sebagai sesuatu yang tidak pernah benar-benar lenyap, melainkan menyatu dengan alam dan menjadi bagian dari ritme kehidupan.

Perjalanan Waktu dan Derita

Dalam bait berikutnya, Reruntuh berbicara tentang bagaimana waktu dan penderitaan bergerak tanpa henti, menandai setiap detik dalam hidup kita:

"Menggebu waktu dan derita

Menjadi debu di kerumunan"

Lirik ini menggambarkan bagaimana penderitaan dan waktu sering kali terasa mendesak dan menguasai pikiran kita, namun pada akhirnya, mereka hanya menjadi debu yang tersebar di antara kerumunan manusia. Dalam kesibukan dan keramaian hidup, penderitaan pribadi seseorang mungkin tampak kecil dan tidak berarti, seperti debu yang tak terlihat oleh mata.

Makna Kematian yang Tenang

Lagu ini juga menyentuh tema kematian, namun bukan kematian yang ditakuti atau dihindari. Justru, ada ketenangan yang ditemukan dalam kematian, meskipun itu tidak berarti menyembuhkan luka yang ada:

"Dan kematian yang tenang

Tak kan berarti menyembuhkan"

Kematian di sini digambarkan sebagai sesuatu yang damai, tetapi bukan solusi untuk semua penderitaan. Hidup tetap meninggalkan bekas luka yang tidak bisa dihapuskan hanya dengan kematian.

Kesendirian yang Meluka

Lirik berikutnya menyoroti rasa kesendirian yang melukai, di mana waktu menjadi saksi dari tenggelamnya segala hal yang ada:

"Dan kesendirian yang meluka

Waktu demi waktu tenggelam"

Kesendirian, baik secara fisik maupun emosional, sering kali terasa menyakitkan. Waktu terus berjalan, namun rasa sakit karena kesendirian tetap ada, seakan waktu itu sendiri tenggelam bersama perasaan tersebut.

Refleksi Kehidupan dalam "Menjadi Deru, Menjadi Debu"

"Menjadi Deru, Menjadi Debu" adalah karya Reruntuh yang menggambarkan perjalanan emosional manusia dalam menghadapi rasa takut, penderitaan, dan kesendirian. Lagu ini seolah menjadi pengingat bahwa meskipun kita semua akan menjadi "debunya" waktu dan hidup, ada kekuatan yang muncul dalam proses pelepasan rasa takut dan dalam ketenangan yang bisa ditemukan di tengah kekacauan hidup.

Pesan yang disampaikan Reruntuh dalam lagu ini sangat dalam, mengajak pendengar untuk tidak hanya sekadar merasakan, tetapi juga merenungi tentang bagaimana kehidupan terus berlanjut meskipun ketakutan, kesendirian, dan kematian menghampiri. Dalam setiap deru ombak yang menggebu, dan dalam setiap debu yang beterbangan di kerumunan, ada bagian dari diri kita yang terus ada—menyatu dengan waktu yang tak terbendung.

Lagu ini bukan hanya sebuah karya musik, tetapi juga refleksi kehidupan yang penuh makna. Melalui liriknya, pendengar diajak untuk menerima ketidakpastian hidup dan menemukan ketenangan dalam prosesnya, meskipun dunia terus bergerak dan kita hanyalah bagian kecil dari siklus yang lebih besar.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow